Kamis, 30 Desember 2010

Seandainya

Seandainya doraemon benar benar ada,,seandainya pintu kemana saja doraemon juga benar – benar ada,, sungguh ku ingin meminjamnya dan ingin pergi ke dunia antahberantah,, dimana tak seorangpun kan menemukanku, jauh dari kebisingan,, jauh dari keramaian. Sehingga terhindar dari masalah ini dan itu.
 Namun, itu tak mungkin,, apapun yang terjadi aku harus menghadapainya, katanya mau dewasa,, katanya udah 20 tahun, katanya bukan anak-anak lagi, buktikan dong..!! atau mau kembali menjadi anak-anak lagi ? masih mau main-main aja?
Hufhh,, tidak aku bukan anak kecil lagi,, aku takkan lari dari masalah, jangan mencampurkan masalah pribadi dengan pekerjaan, hadapi dengan baik. Apapun yang terjadi waktu tetap berjalan, dunia tetap berputar, mereka tak mau tau apa masalahmu, jadi tetap jalani hari harimu. Kerjakan apa yang menjadi kewajibanmu,, yang mereka tau kamu adalah perempuan dewasa (mau tak mau harus jadi dewasa ) kamu contoh dari sekitar 400 anak,, harus terlihat sempurna dimata mereka,.
Teringat wajah-wajah ceria sekitar 400 malaikat kecil itu,, yang dengan setia menanti kedatanganku, yang dengan setia menghampiriku, yang dengan setia rela berdesak-desakan hanya untuk dapat memperoleh kelima jariku untuk menciumnya, sikecil yang terkadang hingga berkelahi hanya untuk memperoleh tangan ini, si kecil yang dengan nafas terengah-engah berlari menghampiriku dan bertanya “ibu, nanti ibu yang ajari kami kan.” . juga sikecil yang dengan tiba-tiba akan memelukku agar mendapatkan perhatian lebih. Mungkinkah aku kan mengecewakan mereka,, yang jika aku tak masuk mereka dengansegera menghubungiku menanyakan kabarku,, mengapa aku tak hadir. Begitu besar cinta yang kuperoleh,, mungkinkah aku menyia-nyiakan cinta ini !!
InsyaAlloh, aku tak akan mengecewakan kalian, keinginanku ketika kalian telah dewasa nanti dan bertemu denganku yang telah tak muda lagi, dengan lantang kalian akan berkata. “Ia Guruku” cukup itu. Hmmm, teringat kemarin (rabu,29 desember 2010) ketika tengah menunggu teman di kantor Disdik. Masuk 2 orang ibu beserta 2 orang anak yang masih kecil. Sepertinya mereka guru TK terasa dari auranya( ceileeee,, terasa kayak dukun aja fit. Hehehee) yang satu tinggi dan yang satu lagi sepertinya lebih pendek dari aku namun cukup ideal dengan tubuhnya yang mungil, ia sedang mengobrol ditelfon ketika itu, kemudian ia tersenyum kepada ibu disebelahku, deg.. ya Alloh,, kulihat wajahnya,, ia guruku. Kubertanya kepada ibu disebelah benarkah ia orang yang kukenal. Ternayta benar,, ia ustadzah ketika aku bersekolah di ibtidaiyah, dengan segera kuhampiri dan kuraih tangannya.. dengan penuh takzim kucium tangannya. Kupandangi wajahnya,, wajah itu telah berkerut dibeberapa tempat, dengan cukup kaget dan senang ia menyebut namaku, “ini Fitri kan, ini murid saya bu. Waktu dulu di ibtidaiyah,, masih kecil, waktu masih segini-gini (ditunjukkan dengan tangannya)” ia berkata pada ibu disebelah tadi. Betapa bahagianya aku, beliau masih mengenaliku dengan baik. Dan dengan seketika pula teringat kenakalan-kenalakan diwaktu itu. . heeheheeheh kejadian kejadian memalukan disaat itu,, kejadian sekitar sepuluh tahun lalu. Dan satu perkataan beliau kemarin yang masih teringat dan akan membuatku tersenyum sendiri “ tetep cantik ya bu, dulu waktu kecil juga gini.” Ia berkata pada ibu disebelah tadi yang juga teman kerjaku.( hehhehehee maff narsis dikit, karena ini yg bilang ustadzah yg sangat sangat baik hati jadinya terasa sangat special ^^)

0 komentar:

Posting Komentar